Search

Rabu, 24 Desember 2008

Suku Bunga Turun, Bisa Jadi Stimulus Penggerak Ekonomi

Di tengah krisis finansial, bank sentral dunia mulai menurunkan suku bunganya. Tindakan penurunan suku bunga itu diharapkan bisa menjadi stimulus penggerak ekonomi mengingat roda perekonomian dunia saat ini sedang mengalami resesi.

Seperti yang dilansir situs www.pbc.gov.cn , bank sentral China bakal mengurangi suku bunga yang kelima kalinya sejak September tahun ini. Suku bunga bank sentral China (pinjaman) turun dari semula 5,58 persen menjadi 5,31 persen. Penurunan tingkat suku bunga itu mulai berlaku Selasa (23/12), kemarin.

Selain China, bank sentral Jepang juga menurunkan tingkat suku bunga perbankan hingga 0,1 persen pekan lalu. Penurunan suku bunga tersebut, dilakukan karena Jepang saat ini sedang kelimpungan karena terkena imbas menurunnya produksi industri otomotifnya (Toyota). Sehingga, untuk pertama kalinya perusahaan otomotif raksasa itu tengah mengalami krisis akibat merosotnya permintaan pasar.

Disamping bank sentral di Asia, beberapa bank sentralnya lainnya di Uni Eropa juga menurunkan tingkat suku bunganya. Bank sentral di Inggris misalnya, guna menggairahkan ekonomi negaranya. “Penurunan ini berdampak pada roda perekonomian mengingat saat reses ekonomi tentunya butuh instrumen untuk mendorong roda perekonomian,” ujar Gieve pada kantor Berita Inggris, BBC.

Di negara Rusia, bank sentral setempat juga melakukan hal yang sama. Langkah ini diambil karena selama 10 tahun terakhir ini, resesi ekonomi yang terjadi menjadi momok bagi pelaku usaha karena krisis ini merupakan yang terburuk bagi ekonomi Rusia. “Tindakan semua bank sentral yang menurunkan suku bunga perbankannya tidak lain merupakan imbas mengatasi krisis finansial,” kata Gubernur Bank Sentral Jepang, Masaaki Shirakawa.

Menanggapi turunnya suku bunga bank sentral dunia. Dikatakan Ketua Kadin Jatim Erlangga Satriagung, saat yang tepat guna menggairahkan perekonomian. Pasalnya, saat krisis terjadi pelaku usaha utamanya Jatim wait and see melakukan transaksi perdagangan (ekspor-impor). “Ini merupakan stimulus yang tepat di saat adanya resesi ekonomi,” katanya.

Seperti yang pernah diberitakan, beberapa bank sentral melakukan perubahan tingkat suku bunganya. Bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserve) menurunkan suku bunga dari 1,0 persen menjadi 0,25 persen. Bank sentral Eropa juga menurunkan suku bunga dari 3,25 persen menjadi 2,50 persen. Bank sentral Jepang (Bank of Jepang) dari 0,5 persen menjadi 0,3 persen. Bank sentral Arab Saudi dari 3,0 persen menjadi 2,5 persen. Sedangkan Bank Indonesia (BI) yang semula suku bunga perbankannya 9,50 persen menjadi 9,25 persen.

0 komentar:

Posting Komentar

Apakah Anda sangat terbantu dengan adanya Blog ini..??